Jumat, 03 Agustus 2012

Konduktansi dan Superkonduktor

Konduktansi
Konduktansi, G, didefinisikan sebagai ukuran kemampuan suatu bahan untuk mengalirkan muatan dan dalam standar SI mempunyai satuan siemens (S). Nilai konduktansi yang besar menunjukkan bahwa bahan tersebut mampu mengkonduksikan arus dengan baik, tetapi nilai konduktansi yang rendah menunjukkan bahan itu susah mengalirkan muatan. Secara matematis, konduktansi merupakan kebalikan dari resistansi. Jadi
G = 1/R [siemens, S]
dimana R adalah resistansi, dalam ohm (Ω).
Walaupun satuan SI untuk konduktansi adalah siemens dan hampir diterima di seluruh dunia, buku-buku dan catatan yang lama masih menyatakan satuan konduktansi dalam mho (ejaan ohm dibalik) dan mempunyai lambang omega terbalik, ʊ, sebagai simbolnya. Dalam kasus ini, hubungannya:
1  ʊ = 1 S
Superkonduktor
Seperti penjelasan sebelumnya, semua saluran daya dan jaringan distribusi mempunyai resistansi internal yang menghasilkan rugi energi karena panas akibat aliran muatan melalui konduktor. bila ada cara untuk menghilangkan nilai resistansi dari suatu konduktor, listrik dapat ditransmisikan lebih jauh dan lebih ekonomis. Ide untuk mengirimkan energi tanpa rugi-rugi adalah dengan cara menggunakan saluran transmisi melalui superkonduktor. Namun, dalam riset terakhir ini, mendapatkan bahan superkonduktor pada suhu yang “tinggi” dan tanpa rugu-rugi energi adalah hal yang sulit.
Pada tahun 1911, seorang ahli fisika dari Jerman bernama Heike Kamerlingh Onnes menemukan fenomena superkonduktivitas. Mempelajari merkuri (air raksa), kaleng, dan timah diketahui bahwa resistansi dari material ini berkurang tidak lebih dari satu per miliar nilai resistansi pada suhu ruangan ketika berada pada suhu masing-masing bahan : 4.6 K, 3.7 K, dan 6 K. Ingat hubungan antara kelvin dengan derjat Celcius:
TK = T (oC) + 273.15o
Suhu dimana suatu material menjadi superkonduktor disebut suhu kritis, TC. Gambar 3-30 menunjukkan bagaimana resistansi dari merkuri berubah dalam berbagai suhu. Perhatikan bagaimana resistansi tiba-tiba turun dengan tiba-tiba menjadi nol pada suhu 4.6 K.
Percobaan dengan mengalirkan arus pada kawat superkonduktor berbentuk melingkar yang superdingin didapatkan fakta bahwa  arus tersebut diinduksikan terus menerus dan tidak “musnah” hingga beberapa tahun bila ditempatkan pada suhu dibawah titik suhu kritis dari konduktor tersebut.
Suatu keanehan, seperti suatu kekuatan ajaib dari sifat superkonduktor ketika sebuah magnet permanen diletakkan di atas superkonduktor. Magnet itu akan melayang di atas permukaan superkonduktor dan sifat ini bertentangan dengan hukum gravitasi, seperti tampak pada gambar 3-31.
Prinsip ini, yang disebut efek Meissner (diambil dari nama Walther Meissner), menyatakan:
Ketika superkonduktor didinginkan dibawah suhu kritisnya, medan magnet hanya akan timbul di sekitarnya namun tidak memasuki superkonduktor tersebut.
Prinsip superkonduktivitas ini menjelaskan kelakuan elektron pada superkonduktor. Tidak seperti konduktor yang mempunyai elektron yang bergerak secara acak melalui konduktor dan bertumbukan dengan elektron lainnya {gambar 3-32 (a)}, elektron pada superkonduktor membentuk pasangan dan bergerak melalui bahan dalam arah yang sama seperti kelompok marching band yang ikut parade. Gerakan elektron yang “tertib” pada superkonduktor ini, pada gambar 3-32 (b), merupakan konduktor yang ideal, karena elektron tidak bertumbukan sama sekali.
Karena sifat yang ekonomis, riset dilakukan untuk mendapatkan bahan yang mempunyai titik suhu kritis yang lebih tinggi. Pada beberapa tahun terakhir, penelitian di IBM Zurich Research Laboratory di Swiss dan University of Houston  di Texas berhasil menemukan bahan superkonduktor yang dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi yaitu 98 K (-175 oC). Walau suhunya masih terlalu rendah, tetapi superkonduktivitas sekarang dapat dibuat menggunakan nitrogen cair yang sudah ada dari pada menggunakan helium cair yang lebih mahal dan sangat langka.
Superkonduktivitas rupa-rupanya telah ditemukan pada bahan-bahan yang tidak mungkin seperti keramik yang terbuat dari barium, lanthanum, tembaga, dan oksigen. Riset sekarang difokuskan untuk mengembangkan material baru yang bisa dibuat menjadi superkonduktor pada suhu yang lebih tinggi yang lebih baik dari pada penemuan sebelumnya yaitu keramik superkonduktor.
Sangat mahal, superkonduktivitas suhu rendah saat ini digunakan pada pemercepat (accelerator) partikel raksasa dan, dalam jumlah yang terbatas, pada komponen elektronik (seperti pada superfast Josephson junction and SQUIDs,  alat yang digunakan untuk mendeteksi medan magnet yang sangat kecil).  Riset komersial menemukan superkonduktor pada suhu yang lebih tinggi digiatkan, namun kemungkinan untuk penerapannya sebenarnya tidak terbatas. Superkonduktivitas pada suhu tinggi bisa memperbaiki sistem transportasi, pengiriman dan penyimpanan energi, komputer, pengobatan medis, dan penelitian. Superkonduktivitas pada suhu tinggi akan merubah dunia elektronika seperti pada saat penemuan transistor, mungkin saja bisa terjadi.

Sumber: http://airlangga25.wordpress.com 

CURRENT TRANSFORMER (TRAFO ARUS)

Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya hingga ratusan ampere dan arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Di samping untuk pengukuran arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh, dan rele proteksi. Kumparan primer trafo dihubungkan seri dengan rangkaian atau jaringan yang akan dikur arusnya sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau dengan rele proteksi.
Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Bila pada kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan timbul gaya gerak magnet sebesar N1I1. Gaya gerak ini memproduksi fluks pada inti, dan fluks ini membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Bila terminal kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I1. Arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder. Pada trafo arus biasa dipasang burden pada bagian sekunder yang berfungsi sebagai impedansi beban, sehingga trafo tidak benar-benar short circuit. Apabila trafo adalah trafo ideal, maka berlaku persamaan :
N1I1 = N2I2
I1/I2 = N2/N1
di mana, N1 : Jumlah belitan kumparan primer
N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder
I1 : Arus kumparan primer
I2 : Arus kumparan sekunder
Dalam pemakaian sehari-hari, trafo arus dibagi menjadi jenis-jenis tertentu berdasarkan syarat-syarat tertentu pula, adapun pembagian jenis trafo arus adalah sebagai berikut :
§ Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Kumparan Primer
a. Jenis Kumparan (Wound)
Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah, burden yang besar, atau pengukuran yang membutuhkan ketelitian tinggi. Belitan primer tergantung pada arus primer yang akan diukur, biasanya tidak lebih dari 5 belitan. Penambahan belitan primer akan mengurangi faktor thermal dan dinamis arus hubung singkat.
b. Jenis Bar (Bar)
Konstruksinya mampu menahan arus hubung singkat yang cukup tinggi sehingga memiliki faktor thermis dan dinamis arus hubung singkat yang tinggi. Keburukannya, ukuran inti yang paling ekonomis diperoleh pada arus pengenal yang cukup tinggi yaitu 1000A.

§ Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Rasio
a. Jenis Rasio Tunggal
Rasio tunggal adalah trafo arus dengan satu kumparan primer dan satu kumparan sekunder.
b. Jenis Rasio Ganda
Rasio ganda diperoleh dengan membagi kumparan primer menjadi beberapa kelompok yang dihubungkan seri atau paralel.

§ Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Inti
a. Inti Tunggal
Digunakan apabila sistem membutuhkan salah satu fungsi saja, yaitu untuk pengukuran atau proteksi.
b. Inti Ganda
Digunakan apabila sistem membutuhkan arus untuk pengukuran dan proteksi sekaligus.



§ Jenis Trafo Arus Menurut Konstruksi Isolasi
a. Isolasi Epoksi-Resin
Biasa dipakai hingga tegangan 110KV. Memiliki kekuatan hubung singkat yang cukup tinggi karena semua belitan tertanam pada bahan isolasi. Terdapat 2 jenis, yaitu jenis bushing dan pendukung.

b. Isolasi Minyak-Kertas
Isolasi minyak kertas ditempatkan pada kerangka porselen. Merupakan trafo arus untuk tegangan tinggi yang digunakan pada gardu induk dengan pemasangan luar. Dibedakan menjadi jenis tangki logam, kerangka isolasi, dan jenis gardu. Kelebihannya, penyulang pada sisi primer lebih pendek, digunakan untuk arus pengenal dan arus hubung singkat yang besar.



c. Isolasi Koaksial
 
Jenis trafo arus dengan isolasi koaksial biasa ditemui pada kabel, bushing trafo, atau pada rel daya berisolasi gas SF6. Sering digunakan inti berbentuk cincin dengan belitan sekunder yang dibelit secara seragam pada cincin dan dimasukkan pada isolasi, dengan demikian terbuka jalan untuk membawa lapisan terluar bagian yang di-ground keluar dari trafo arus

Pengujian Trafo Arus (Current Transformer)

CT atau Trafo Arus merupakan perantara pengukuran arus, dimana keterbatasan kemampuan baca alat ukur. Misal pada sistem saluran tegangan tinggi, arus yang mengalir adalah 2000A sedangkan alat ukur yang ada hanya sebatas 5A. Maka dibutuhkan sebuah CT yang mengubah representasi nilai aktual 2000A di lapangan menjadi 5A sehingga terbaca oleh alat ukur.
CT umumnya selain digunakan sebagai media pembacaan juga digunakan dalam sistem proteksi sistem tenaga listrik. Sistem proteksi dalam sistem tenaga listrik sangatlah kompleks sehingga CT itu sendiri dibuat dengan spesifikasi dan kelas yang bervariatif sesuai dengan kebituhan sistem yang ada.
Spesifikasi pada CT antara lain:
  1. Ratio CT, rasio CT merupakan spesifikasi dasar yang harus ada pada CT, dimana representasi nilai arus yang ada di lapangan di hitung dari besarnya rasio CT. Misal CT dengan rasio 2000/5A, nilai yang terukur di skunder CT adalah 2.5A, maka nilai aktual arus yang mengalir di penghantar adalah 1000A. Kesalahan rasio ataupun besarnya presentasi error (%err.) dapat berdampak pada besarnya kesalahan pembacaan di alat ukur, kesalahan penghitungan tarif, dan kesalahan operasi sistem proteksi.
  2. Burden atau nilai maksimum daya (dalam satuan VA) yang mampu dipikul oleh CT. Nilai daya ini harus lebih besar dari nilai yang terukur dari terminal skunder CT sampai dengan koil relay proteksi yang dikerjakan. Apabila lebih kecil, maka relay proteksi tidak akan bekerja untuk mengetripkan CB/PMT apabila terjadi gangguan.
  3. Class, kelas CT menentukan untuk sistem proteksi jenis apakah core CT tersebut. Misal untuk proteksi arus lebih digunakan kelas 5P20, untuk kelas tarif metering digunakan kelas 0.2 atau 0.5, untuk sistem proteksi busbar digunakan Class X atau PX.
  4. Kneepoint, adalah titik saturasi/jenuh saat CT melakukan excitasi tegangan. Umumnya proteksi busbar menggunakan tegangan sebagai penggerak koilnya. Tegangan dapat dihasilkan oleh CT ketika skunder CT diberikan impedansi seperti yang tertera pada Hukum Ohm. Kneepoint hanya terdapat pada CT dengan Class X atau PX. Besarnya tegangan kneepoint bisa mencapai 2000Volt, dan tentu saja besarnya kneepoint tergantung dari nilai atau desain yang diinginkan.
  5. Secondary Winding Resistance (Rct), atau impedansi dalam CT. Impedansi dalam CT pada umumnya sangat kecil, namun pada Class X nilai ini ditentukan dan tidak boleh melebihi nilai yang tertera disana. Misal: <2.5Ohm, maka impedansi CT pada Class X tidak boleh lebih dari 2.5Ohm atau CT tersebut dikembalikan ke pabrik untuk dilakukan penggantian.
Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat dilakukan pengujian CT sebagai berikut:
Contoh-contoh beserta uraian dalam artikel kali ini saya ambil dari pengalaman-pengalaman saya melakukan SAT CT dan HV Equipments pada Project: Cikarang Listrindo 4x60MW Gas Power Plant Project, Inalum 275kV OHL Prot’n Panel Replacement Project, dan 2x250MW Muara Karang Gas Power Plant Project.
Ratio Test
 
Misal: Ratio CT = 2000/5A
Untuk melakukan pengujian bahwa apakah benar nilai skunder CT tersebut apabila line primer diberi arus sebesar 2000A adalah 5A, maka disini diperlukan alat injeksi arus yang mampu mengalirkan arus sebesar 2000A. Tentu saja alat ini sangat langka dan besar sekali.
Cara alternatif yang biasa digunakan adalah dengan alat inject yang lebih kecil, misal 500A. Untuk mendapatkan nilai 2000A maka kita dapat membuat gulungan atau lilitan sebanyak 2000A/500A = 4 kali gulungan.
Tentu saja nilainya tidaklah tepat seperti yang tertera pada kalkulator tapi setidaknya nilai tersebut dapat tercapai. Metering ataupun instrument terpasang harus menunjukkan nilai kurang-lebih 2000A.
Pada kasus umumnya yang terjadi di lapangan, ternyata jenis alat test yang mampu menghasilkan arus dalam jumlah yang besar ini cukup susah untuk dicari (karena harganya mahal maka umumnya kami rental dari temen-temen)
Di balik itu ternyata banyak CT yang hasil pengukurannya tidak linear / atau tidak berbanding lurus dengan rasio yang tertera. Dengan kata lain nilai presentase error-reading-nya bervariatif dan umumnya semakin kecil arus yang diberikan, presentase error-reading-nya semakin besar melampaui batas spesifikasi CT yang tertera pada nameplate. Padahal untuk beberapa sistem proteksi seperti Distance Relay menggunakan pembacaan parameter arus pada nilai yang rendah.

sumber: http://dc349.4shared.com/doc/yvZiV_6Y/preview.html


Rabu, 13 Juni 2012

TUHAN

Kata Tuhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: 
[n] (=kata benda) 
(1) sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebagainya: -- Yang Maha Esa;
(2) sesuatu yang dianggap sebagai Tuhan: pada orang-orang tertentu uanglah sebagai -- nya[1]

Dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata "TUHAN" digunakan untuk menterjemahkan kata "Tetragrammaton YHWH', yaitu nama kudus Allah menurut Alkitab Ibrani, dalam bagian Perjanjian Lama. Di bagian Perjanjian Baru, kata "Tuhan" merupakan terjemahan kata bahasa Yunani: (kýrios atau kurios), yang berkonotasi "pemilik" (termasuk pemilik budak), "majikan" atau panggilan hormat "tuan".  Sebenarnya (kata Tuhan) berasal dari kata "tuan" 

Buku pertama yang memberi keterangan tentang hubungan kedua kata ini adalah adalah Ensiklopedi Populer Gereja oleh Adolf Heuken SJ. Keterangannya di situ, Tuhan, “arti kata ‘Tuhan’ ada hubungannya dengan kata Melayu ‘tuan’ yang berarti atasan/penguasa/pemilik.”[2] Ahli bahasa Remy Sylado menemukan bahwa perubahan kata "tuan" yang tuan sifatnya insani, menjadi "Tuhan" yang sifatnya ilahi itu bermula dari terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu karya Melchior Leijdecker yang terbit pada tahun 1733. 

Kini kata Tuhan yang mula-mula ditemukan Leijdecker untuk mewakili dua pengertian pelik insani & ilahi dalam teologi Kristen atas sosok Isa Almasih (Yesus) akhirnya menjadi lema khas dalam bahasa Indonesia.[3] 

Di dunia ini banyak agama yang mengklaim sebagai pembawa pesan Tuhan. Bahkan ada agama yang dibuat manusia (yang relatif) termasuk pembuatan substansi Tuhan itu tentu. Karena banyaknya nama dan ajaran agama yang bervariasi tidak mungkin semuanya benar. Kalau substansi mutlak ini bervariasi, maka hal itu bertentangan dengan eksistensinya yang unik.

Di dalam bahasa Melayu atau bahasa Indonesia, dua konsep atau nama yang berhubungan dengan ketuhanan, yaitu: Tuhan sendiri, dan Dewa. Penganut monoteisme biasanya menolak menggunakan kata Dewa di Indonesia, tetapi sebenarnya hal ini tidaklah berdasar. 

Perbedaan Tuhan dengan dewa hanya sekedar perbedaan terjemahan bahasa, meski masing-masing punya latar belakang perkembangan makna terkait dengan apresiasi masing-masing atas konsepsi Ketuhanannya. Namun, secara universal keduanya menunjuk pada eksistensi yang sama, yaitu soal 'Yang Tak Terbantahkan' 

Cinta Sejati Tak harus memiliki

Isma Farya Setyawati
Syaila

Cinta Adalah hal yang indah. Semestinya berakhir dengan (saling) memiliki (duuuh indah banget yaaa). Itu yang ideal… Itu yg didambakan semua orang yang sedang bercinta.. Menjadi cinta yg utuh. Tapi apa kenyataannya?? Gak semua cinta berakhir dlm kebersamaan. Seperti penggalan lirik lagu “Percayalah” punya Ecoutez…
Percayalah kasih
Cinta tak harus memiliki
Walau kau dengannya

 Namun kuyakin hatimu untukku
 Percayalah kasihCinta tak harus memiliki
 Walau kau coba lupakan aku
Tapi ku kan slalu ada untukmu     
                                            
Yups, Cinta Sejati selalu ada.. Selalu sama. Disaat cinta sejati tlah datang, dia takkan pergi… Takkan hilang.. Tak juga berkurang… Krn cinta kan terus bersemayam. Meski tak dapat memiliki, tapi bersyukur telah diijinkan (saling) mencintai…
   Dirimu dihatiku
   Tak lekang oleh waktu
   Meski kau bukan milikku…
   Intan permata yang tak pudar
   Tetap bersinar
   Mengusik kesepian jiwaku...

(Dicuplik dr lirik lagu “Tak Lekang oleh Waktu” by Kerispatih)

Terinspirasi dr kisah kasih dua insan yg saling mencinta (sejak dulu, kini hingga nanti) meski tak saling memiliki..
Cinta kalian demikian indah..tulus.. Itulah Cinta Sejati.. dan, tetaplah saling mencinta meskipun tak ada ujung yang  menyatukan.. krn sesungguhnya takdir cinta yg telah mempertemukannya… (Terimakasih Tuhan).
 
Syaila dan Isma biarlah rasa cinta ini akan ku jaga di hati sampai mati.

Selasa, 12 Juni 2012

Dominasi Modal Asing Terhadap Indonesia Mengkhawatirkan

Radar Nusantara-
Sungguh sangat mengkhawatirkan jika kekuatan asing mendominasi perekonomian nasional kita, dimana telah terlihat kenyataan bahwa berbagai bidang usaha di Tanah Air sudah dikuasai asing. Kenapa pemerintah membiarkan dominasi asing terus terjadi?, meski Indonesia merupakan lahan investasi yang menggiurkan.
Dominasi modal asing sebetulnya bukan cuma mengkhawatirkan, tetapi sekaligus telah membawa perekonomian nasional berada dalam situasi genting. Coba kita kutip perkataan Bung Karno, bahwa “raksasa biasa yang dulu berjengkelitan di atas pada kerezekian Indonesia, kini sudah menjadi raksasa Rahwana-Dasamuka yang bermulut sepuluh”.
Misalnya saja , bidang pertambangan batu bara, sejumlah perusahaan China dan India menguasai tambang kecil, dengan cara investor dari kedua negara itu membiayai perusahaan tambang lokal yang terancam gulung tikar.
"Tanpa disadari, kita sudah menjadi hulu sumber daya untuk China dan India. Dua negara ini sangat agresif mencari sumber daya batu bara sebagai pengganti minyak di luar negeri, sementara cadangan migas dan tambangnya sengaja mereka simpan," kata Singgih Widagdo, direktur eksekutif Masyarakat Batu Bara Indonesia di Jakarta. “ Bahkan sudah mencapai angka 80% pertambangan dikuasai oleh asing”, ungkap Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara di Jakarta, Minggu (18/9).
Muncul asumsi ditengah masyarakat bahwa dominasi lebih banyak pada sektor swasta. Tetapi Kenyataannya badan usaha milik negara (BUMN) pelan-pelan terus dikuasai asing. Lewat kebijakan privatisasi, asing memungkinkan masuk ke dalam BUMN. Kemudian yang mencengangkan, dari semua BUMN yang telah diprivatisasi, kepemilikan asing sudah mencapai 60 persen.
Maraknya Modal Asing mendominasi pada sektor Perbank-an Nasional, Investasi Indonesia, Bursa Saham di Indonesia, dan masih banyak lagi. Sehingga tak terasa akan mencekik Leher perekonomian Bangsa ini dan imbasnya Intervensi Asing amat mudah mengatur Bangsa kita baik itu dalam bidang Ekonomi, Politik, Budaya dan lain-lain.
Akibat dari penguasaan asing itu, sebagaimana diakui oleh Burhanuddin Abdullah, mantan Gubernur Bank Indonesia, "rakyat Indonesia hanya menikmati 10% dari keuntungan ekonomi, sedangkan 90%nya dibawa asing keluar."
Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nurhaida menyebutkan baru 0,2% dari sekitar 240 juta penduduk Indonesia yang menjadi investor di pasar modal khususnya saham. Sementara asing masih mendominasi kepemilikan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 57% baru sisanya dikuasai investor domestik. Kondisi ini diprediksi akan terus berlangsung mengingat asing memang menyukai Indonesia sebagai ladang investasi.
Akankah kita terus mengikuti kemauan asing mengeruk kekayaan Bangsa ini yang banyak diminati pihak asing terutama sektor- sektor penting. Kita telah menanam ladangnya sementara pihak asing yang menuainya. Haruskah Negeri ini dijajah di Negerinya sendiri???. (and)
 
sumber  
http://www.radarnusantara.com/2011/10/dominasi-modal-asing-terhadap-indonesia.html

SOEKARNO DAN PANCASILA MASIH TETAP MEMIMPIN INDONESIA MASAKINI

Kemis,25 Februari 2010

Profesor Peter Dale Scott — Bagian Akhir

Mengawali sambungan tulisan Peter Dale Scott, yaitu bagian kedua dan terakhir dari
tulisannya, berjudul “SOEKARNO Dan PANCASILA Masih Tetap Memimpin Indonesia Masakini”, baik kiranya kita soroti beberapa pokok fikiran penting yang diajukan oleh Peter Dale Scott.
Pertama – Seperti bisa kita baca dalam bagian pertama dari artikel beliau itu: Peter Dale Scott dengan tandas sekali mengemukakan, bahwa:   “Pada saat Indonesia sekarang ini mengalami lagi krisis kepemimpinan nasional,
sangatlah berguna mengenang kembali pemikiran nation-building Soekarno.” Menjadi fundamental ialah jawaban apa yang diberikan terhadap pertanyaan:
APA YANG MERUPAKAN MASALAH TERPENTING YANG DIHADAPI NASION DAN NEGERI KITA DEWSA INI?
Begitu banyak persoalan besar dan penting yang terpampang dan menantang bangsa: Mulai dari masalah Reformasi, yang masih jalan ditempat. Bahkan bahaya yang mulai muncul hendak menghapuskan samasekali kemenangan-kemenang an kecil tetapi penting Reformasi, seperti kebebasan berekspresi, berkumpul dan berorganisasi; — Sampai pada masalah korupsi, mafia pengadilan dan tanda-tanda kelompok militer hendak kembali ke zaman DWIFUSI ABRI. Mulai dari penanganan kasus-kasus korupsi (yang terpenting kasus Bank Century) — sampai disodorkannya saran absurd pendukung Orba, untuk memberikan gelar ‘pahlawan nasional’ kepada mantan Presiden Suharto. Semua itu adalah masalah masalah penting yang erat terkait dengan hari depan bangsa dan tanah air. Namun, diatas segala-galanya, masalah yang maha penting dan maha fundamental ialah masalah PEMBANGUNAN NASION INDONESIA. Masalah, seperti dikatakan Bung Karno: masalah NATION BUILDING. Masalah pembangunan nasion mencakup semua masalah masalah lainnya. Namun merupakan masalah KUNCI.
Pembangunan suatu nasion, lebih-lebih ketika mengahadapi masalah krisis
kemimpinan nasional seperti sekarang ini, teramat memerlukan pemikiran dan falsafah yang mendasarinya, yang merupakan fundamen dari bangunan yang hendak dan sedang dibangun. Dasar falsafah dan fundamen tsb adalah AJARAN-AJARAN BUNG KARNO, terutama PANCASILA.
* * *
Kedua, bersangkutan dengan masalah kongkrit yang harus dipecahkan, yaitu: Apakah ada,apakah bangsa ini punya tokoh nasional, pemimpin, atau partai politik yang harus menjadi motor dan organisator urusan besar
PEMBANGUNAN NASION atas dasar AJARAN SUKARNO, khususnya PANCASILA? Peter Dale Scott, mengemukakan sebagai berikut: “Sungguh luar biasa — bahkan setelah penggulingan Soekarno — ,
musuh-musuhnya di kalangan militer Orde Baru tetap terpaksa secara munafik mengunyah-ngunyah Pancasilanya Soekarno. Kenyataan seperti itu rada memudahkan /*para pembela Pancasila sejati — seperti PDI sekular */ pimpinan anak Soekarno, Megawati Soekarnoputri, dan golongan Islam dari /**Nahdatul Ulama**/ — untuk diam-diam bekerjasama me-restorasi demokrasi pada saat kekuatan Suharto melemah. Bahkan Golkar, manifestasi bassis kekuatan Suharto, harus mengemban komitmen untuk mewudjudkan tujuan-tujuan Pancasila. Jadi dalam artian sesungguhnya dan dalam kenyataan kongkrit, Soekarno dan Pancasila masih tetap memimpin Indonesia masakini.”Menurut analisis Peter Dale Scott, PDI sekular pimpinan anak Soekarno, Megawati Sukarnoputri, dan golongan Islam dari NU <kiranya yang dimaksudkan Peter Dael Scott ketika itu, ialah Gus Dur dan pendukungnya dalam NU>, adalah “para pembela Pancasila sejati”. Ini adalah suatu penilaian teramat penting dan terhormat. Sekalisgus merupakan penilaian dan penghargaan yang mengemban tugsa sejarah penting dan berat: Meneruskan NATION BUILDING atas dasar ajaran-ajaran Bung Karno, khususnya Pancasila. Di kalangan masyrakat (luar PDI) yang mendukung Megawati, sesungguhnya (sudah agak lama) terdapat kekecewaan dan keraguan terhadap Mega, karena dalam memimpin PDI-P, lebih-lebih ketika beliau menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, — Megawati tidak ber-’cancut taliwondo’, tidak melakukan gebrakan ‘rawé-rawé rantas malang-malang putung’, ‘maju terus pantang mundur’, dalam mengemban tugas sejarah mensosialisasikan dan memberlakukan ajaran-ajaran Bung Karno dan Pancasila khususnya, sehubungan dengan tugas sejarah NATION BUILDING. Yang kesemuanya itu adalah syarat mutlak dalam mengatasi krisis kepemimpinan nasional yang berkepanjangan sampai dewasa ini.
* * *
Berikut ini adalah sambungan dan bagian terakhir tulisan Prof. Dale Scott:
*SOEKARNO DAN PANCASILA *
**TETAP MEMIMPIN INDONESIA MASAKINI**
Oleh: Peter Dale Scott, Bagian Ke-II <Selesai>
Toleransi kemanusiaan Soekarno mempersembahkan suatu dasar program politik tentang bagaimana harus memimpin negara dan bangsa, bukan saja bagi Indonesia, tetapi bagi semua negeri Dunia Ketiga. Dimulai dari Konferensi Kolombo 1954 dan berlanjut ke Konferensi Bandung 1955, cara pendekatan dan appeal pribadi Soekarno merangkul suatu front yang luas, telah memberikan sumbangan besar bagi bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk menyadari akan kekuatan yang dimilikinya. Soekarno juga membantu menyelesaikan berbagai problema penting dalam macam-macam masalah yang bisa mengeruhkan dan secara serius berhasil memecah problema hubungan-hubungan Indonesia-Tiongkok. 
Apa yang dibangun dan dicapai oleh Soekarno itulah yang menyebabkan Soekarno atau siapapun, tidak mungkin menyelesaikan ketegangan yang meningkat antara Indonesia yang merdeka dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat memang senang mendukung kemerdekaan Indonesia lepas dari Belanda, bahkan membantu memulihkan kembali Irian Barat yang terpisah ke dalam wilayah kesatuan Indonesia di tahun 1961. Tetapi politik Amerika, lebih-lebih di bawah Dulles bersaudara, kemudian mengembangkan suatu sikap yang tambah lama tambah tidak toleran terhadap Soekarno, itu gara-gara Soekarno melancarkan politik bebas aktif tidak berpihak dalam usahanya untuk hidup damai dengan semua kekuatan adikuasa di dunia yang terpecah ini. 
Dari instruksi pertama Menlu John Foster Dulles keada Duta Besar Amerika di Indonesia tahun 1953 menjadi jelas, bahwa Dulles mengingini dihentikannya sikap Indonesia yang condong kepada komunisme. Operasi rahasia CIA untuk menggarap Indonesia lalu disahkan dan diberi wewenang resmi, selanjutnuya mulai diterapkan pada tahun berikutnya. Soekarno dan banyak pemimpin Indonesia lainnya mencurigai CIA membantu pemberontakan Darul Islam di Aceh yang terus membesar, sutu kawasan di mana terdapat investasi besar minyak Amerika Serikat. Adalah sesuatu yang pasti bahwa CIA bersama perusahaan-perusaha an Amerika, aktif mendukung pemberontakan- pemberontakan lain yang lebih luas lagi, yaitu pemberontakan PRRI-Permesta melawan pemerintah pusat di Jawa. Di saat itulah, Soekarno mengambil dua langkah penting, tetapi dua-duanya pada akhirnya digunakan untuk menjatuhkannya.
Pertama adalah ‘demokrasi terpimpin’ dalam bulan Oktober 1956. Penolakan Soekarno atas dominasi mayoritas parlemen (DPR), asal-usul pembenarannya terdapat dalam pemikiran tradisionil Indonesia, juga pada konsep praktek pendidikan Taman Siswa, dan dalam semangat musyawarah-mufakat Pancasila. Sejak 1956 menjadi sangat jelas bahwa sistem parlementer Barat memiliki kelemahan. Tetapi demokrasi terpimpin gagal membrikan pertanggungan jawab publik dalam peralihan proses institusional untuk menggantikan sistem parlementer Barat itu. Legitimasi pemerintahan tambah lama tambah terfokus pada Soekarno sebagai pemimpin. Di sekeliling Soekarno, parpol-parpol yang tak habis-habisnya berdebat kemudian berubah ke klik-klik yang berintrik tak habis-habisnya pula. Kaedah-kaedah proses hukum dan keuangan, tak pernah sempat terjamin dalam kehidupan bernegara, dan ketidak-tertiban tambah lama tambah meningkat. Sampai sekarang pun keadaan seperti itu masih terus diwarisi.
Inisiatif Soekarno kedua yang penting adalah memberlakukan SOB (keadaan darurat perang) pada bulan Maret 1957. Ini adalah suatu taktik menghadapi pemberontakan PRRI-Permesta. Dalam jangka pendek deklarasi SOB itu sukses untuk menumpas pemberontakan, tetapi mulai menyusupnya militer dalam pentas politik, ekonomi dan kehidupan sosial, di belakang hari membuktikan bahwa kebablasan itu sudah tidak bisa diubah lagi. Dengan munculnya dua fenomena itu — demokrasi terpimpin dan SOB — maka keaneka-ragaman dan pluralisme Indonesia yang tradisional mulai pecah-belah. Dalam alam demokrasi terpimpin yang sebenarnya bagi parpo-parpol tidak pernah dirasakan nyaman, dominasi PKI menjadi terus meningkat. Parpol-parpol kanan terpacu meningkatkan kerjasamakonspiratif dengan tentara. Polarisasi ini dengan sedar disambut oleh Amerika Serikat dan CIA, dan diatas segalanya CIA terutama memperluas kontak-kontak mereka dengan angkatan darat Indonesia. Jadi, dengan demikian tata-letak panggung untuk pertarungan besar 1965 telah disiapkan, yaitu tipuan khianat kup militer yang dibantu CIA. 
Kemudian segenap lima sila Pancasila sementara dilupakan dalam masa pertumpahan darah terorganisir yang mungkin belangsung paling kejam, dan yang tak pernah terjadi di mana pun di dunia setelah Perang Dunia ke-II. Lantas debat berkepanjangan terus berjalan untuk mencari kambing hitam siapa berdiri di belakang peristiwa September 1965. Apakah harus kita persalahkan perpecahan tak henti-hentinya dan kekerasan tersembunyi yang ada dalam budaya Indonesia, sebagaimana dikatakan oleh para pakar Amerika? Ataukah harus kita tuding peran Amerika Serikat dan kekuatan asing lainnya dalam menyiapkan apa yang terbuka dikatakan seorang
pejabat CIA sebagai “likwidasi kekuatan politik . . . komunis? Semua kekuatan yang pernah aktif bergerak semasa dua dekade kepemimpinan Soekarno, sampai sekarang masih ikut menyumbang pada krisis yang masih berlangsung masakini. Kesatuan dan persatuan nasional terancam seperti di tahun 1945, di satu pihak oleh gerakan separatis kedaerahan dan juga oleh sementra kekuatan Islam yang fanatik ngotot menganggap Indonesia dengan mayoritas Muslim seharusnya menjadi Negara Islam. Gerakan fanatik itu bahkan juga memecah golongan Islam sendiri. Di lain pihak, dua warisan — penumpahan darah 1965 dan berlanjutnya kekuasaan militer Orde Baru — menghambat proses keterbukaan politik untuk menyelesaikan krisis, untuk mengatasi masalah perpecahan dan berbagai masalah lain yang membahayakan republik. Sekarang masih saja terus hidup suatu nostalgia agar Indonesia kembali pada pola militer guna memaksakan stablitisasi keamanan dan keterlibatan, nostalgia yang kadang-kadang didengung-dengungka n secara mengerikan oleh pers Amerika. Jelas sekali, sekurang-kurangnya berbagai peristiwa perpecahan dan kekerasan yang terjadi dua tahun belakangan ini
– terutama terhadap orang-orang keturunan Tionghoa — telah dijadikan pola untuk berdalih diperlukannya intervensi militer baru. Berbagi problema ini betapa pun seriusnya, hendaknya jangan sampai membutakan mata kita terhadap hasil prestasi Soekarno yang abadi. Indonesia tetap survive sebagai nasion yang bersatu, sekali pun terdapat keragaman budaya yang tiada bandingnya di atas planet kita ini. Walaupun belum sempurna, wawasan Soekarno menguasai masadepan politik dan ekonomi Indonesia. Di tahun lumapuluhan kebanyakan orang mungkin tak percaya bahwa justru sekarang ini wawasan Soekarno mempunyai peluang lebih besar untuk direalisasi.
Paling penting adalah bahwa para pendukung Pancasila dan proses politik harus mampu mewudjudkan suatu peralihan relatif damai dari kediktatoran militer ke suatu masyarakat yang lebih terbuka, dengan esensi suatu pemilihan umum yang bebas. Realisasi proses politik seperti itu akan
mempemalukan orang-orang pesimis yang selalu meramal bahwa proses itu
tidak mungkin bisa terjadi. Konsensus politik antara golongan menyangkut Pancasila dan proses politik menuju ke masyarakat terbuka, menjadi titik temu yang baik untuk disepakai bersama darpada mencari konsensus di bidang-bidang lain yang di dalamnya masih saja terdapat perbedaan pandangan yang tajam. Seperti misalnya mengenai masalah syariat dan negara Islam, masalah ekonomi dalam hubungannya dengan IMF, atau masalah diskriminasi terhadap keturunan Tionghoa. Bila masalah-masalah itu sekarang agak berkurang gawatnya ketimbang dua tahun yang lalu, maka itu semua adalah berkat Pancasila. Kita harus antusias menyambut Pancasila, karena berkat jasa Pancasila, Indonesia mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya melewati berbagai krisis yang berkesinambungan, dan dengan pertumpahan darah yang minim (meski) masih cukup banyak jumlah korban daripada apa yang kita harapkan). Juga kita harus serius mengamalkan Pancasila, karena situasi krisis sekarang masih cukup gawat- tanpa Pancasila keadaan malah bisa bertambah parah. Hal-hal ini mempunyai makna tersendiri bila dibandingkan dengan sejarah mutakhir yang dialami tetangga-tetangga Indonesia. 
Apa yang dicapai Republik Indonesia, dua-duanya: Pancasila dan proses peralihan ke masyarakat terbuka, berikut segenap masalah yang tercakup di dalamnya, merujuk pada satu tujuan yang sama. Dalam memperingati seabad kelahiran Soekarno, patut sekali kita akui peranannya sebagai Pembangun dan Pemersatu utama Negara Indonesia. Lebih penting lagi, Pancasila sebagai pemikiran Soekarno paling cemerlang, sekali lagi harus diakui dan ditegas-tegaskan kembali agar ia menjadi dasar kontrak Republik Indonesia, ilham serta sumber terbaik untuk melakukan pembaharuan. * * *

Senin, 11 Juni 2012

MALAPETAKA AKHIR ZAMAN DAN CARA MENGATASINYA

Oleh :Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin

MUKADDIMAH

Sesungguhnya segala puji bagi Allah semata, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan serta bertaubat kepada-Nya. Kami berlindung kepada-Nya dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan dari keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah, niscaya tiada seorang pun yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tiada ilaah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah atas beliau, atas keluarga dan segenap sahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau sampai hari Kemudian kelak. Amma ba’du: Allah Ta’ala berfirman: "Alif laaf miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah menge-tahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (Al-Ankabut: 1-3)

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam telah mengabarkan kepada kita semua tentang fitnah-fitnah (malapetaka) yang bakal terjadi. Dan juga menjelaskan jalan selamat darinya, yaitu berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu menuturkan bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda.

"Ketahuilah bahwasanya bakal terjadi fitnah-fitnah (malapetaka)!" Kami bertanya: "Bagaimana jalan
keluarnya wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Berpegang teguh dengan Kitabullah, sebab di
dalamnya disebutkan sejarah orang-orang sebelum kalian, dan khabar tentang yang akan datang
setelah kalian, dan di dalamnya juga terdapat hukum terhadap perselisihan di antara kalian. Ia adalah
pemisah antara hak dan bathil, dan sekali-kali bukanlah senda gurau. Barangsiapa mening-galkannya
karena keangkuhan, niscaya Allah akan membinasakannya. Dan barangsiapa mencari petunjuk dari
selainnya, niscaya Allah akan menye-satkannya. Ia adalah tali Allah yang kokoh. Dan ia adalah
bacaan yang penuh hikmah. Dan ia adalah jalan Allah yang lurus." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Pada hari ini kita berada dalam kancah pepe-rangan melawan fitnah (cobaan dan godaan) yang sangat
besar. Fitnah bagaikan potongan malam kelam. Harta adalah fitnah (cobaan), anak-anak adalah fitnah
(coba-an), wanita adalah fitnah (godaan), bercampur baur dengan orang-orang kafir dan munafik adalah fitnah (bencana), ajakan kepada kebatilan dan menjauhi kebe-naran adalah fitnah (malapetaka), teman pergaulan yang jahat adalah fitnah (bencana), seruan kepada perkara sia-sia, sesat dan batil adalah fitnah (bencana). Dan masih banyak lagi yang lain.

Ketika seorang insan jatuh terperosok ke dalam bahaya dan musibah, maka dihadapannya ada dua
pi-lihan: [1.] Ia segera mencari jalan-jalan keselamatan dan ber-usaha mengeluarkan diri dari musibah tersebut hingga ia bisa selamat. Tidak syak lagi hal ini meru-pakan keharusan yang harus
ditempuh bagi orang yang berakal. Atau ia hanya bisa pasrah menerima dan membiarkan dirinya binasa. Ini adalah tindakan orang bodoh yang pasrah dan tidak mencari jalan selamat. Fitnah-fitnah sudah begitu banyak pada zaman sekarang ini. Gelombangnya sudah saling berbenturan dengan berbagai bentuk kejahatan. Maka wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati darinya dengan sungguh-sungguh berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sun-nah Rasul-Nya shallallahu ’alaihi
wasallam. Dan hendaknya ia juga waspada agar tidak men-jadi penebar fitnah (bencana) atau mendatangi atau condong kepadanya, sehingga ia terjebak di dalamnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

"Bakal terjadi fitnah (pertumpahan darah), orang yang duduk ketika itu lebih baik daripada orang yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan, yang berjalan lebih baik daripada yang berlari. Dan barangsiapa melibatkan diri ke dalamnya niscaya ia akan terseret ke dalamnya."
(Muttafaq ’alaih).

Kita semua, baik rakyat maupun penguasa, ulama maupun orang awam, hendaknya saling bahu
membahu memadamkan api fitnah dengan berbagai corak terse-but. Dengan cara yang penuh hikmah
dan nasihat yang baik. Jika hal itu tidak kita lakukan, maka akibatnya akan sangat berbahaya dan
kesudahannya akan sangat menyakitkan. Allah berfirman:

"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja
diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (Al-Anfal: 25)
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa dunia ini ada-lah batu ujian dan cobaan. Allah berfirman:
"Agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya." (Huud: 7) Dan bahwasanya kampung akhirat adalah tempat tinggal yang abadi. Orang yang berbahagia adalah yang diselamatkan Allah dari fitnah-fitnah (bencana-bencana). Dan orang yang celaka adalah yang terseret ke dalam-nya dan menjadi penyeru kepadanya. Semoga Allah memberikan keselamatan bagi kita semua.
Risalah yang sederhana ini menyebutkan dengan ringkas beberapa fitnah-fitnah yang banyak bersebaran pada zaman sekarang ini dan banyak menimpa kaum muslimin. Mudah-mudahan bermanfaat bagi orang yang ingin memetik faidah dan menjadi peringatan bagi para pencari ibrah (pelajaran). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

 MAKNA FITNAH

Fitnah adalah cobaan dan ujian. Dosa syirik disebut fitnah dan kekufuran juga dise-but fitnah. Allah berfirman dalam kitab-Nya: "Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi." (Al-Baqarah: 193)
Yaitu sehingga tidak ada lagi syirik dan kekufuran. Dalam ayat lain Allah berfirman:
"Kalau (Yatsrib) diserang dari segala penjuru, ke-mudian diminta kepada mereka supaya murtad, niscaya mereka mengerjakannya." (Al-Ahzab: 14)
Namun istilah fitnah lebih banyak diucapkan un-tuk sesuatu berupa bala dan cobaan yang kerap kali
memperdaya dan menyimpangkan banyak orang dari jalan yang lurus. Sementara mereka tidak mampu mengatasinya, akhirnya mereka larut bersama bala dan cobaan tersebut. Itulah cobaan dan bala yang menye-satkan yang sangat dikhawatirkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam atas umatnya. Dalam sebuah hadits shahih beliau bersabda: "Menjelang hari Kiamat nanti bakal terjadi fitnah-fitnah seperti potongan malam kelam. Pada saat itu seseorang beriman pada pagi hari dan menjadi kafir pada sore harinya, beriman pada sore hari dan menjadi kafir pada pagi harinya. Ia menjual agamanya dengan materi dunia." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Maknanya apabila fitnah tersebut telah menimpa seseorang, ia akan terpedaya dan selanjutnya sesat
serta menyimpang dari kebenaran dan petunjuk, ia menjual agamanya dengan materi dunia! Fitnah-fitnah seperti ini telah banyak kita saksikan pada hari ini. Oleh karena itu yang dapat bertahan
dan sabar dalam menghadapinya hanyalah orang-orang yang diteguhkan Allah dan diberi-Nya karunia ilmu dan pengetahuan.

 SETAN-SETAN DARI KALANGAN JIN DAN MANUSIA

Setan telah meyakini bahwa dirinya telah binasa. Bahwa ia termasuk penduduk Neraka. Dan ia pasti
masuk ke dalamnya tanpa dapat menghindar sama sekali. Oleh karena itu ia berusaha menyesatkan bani Adam agar mereka bisa masuk bersama-sama ke dalam Neraka. Bahkan setan bersumpah untuk
melakukan tekadnya itu. Allah Ta’ala berfirman: "Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." (Shad: 82-83)

Allah juga mengabarkan bahwa di kalangan manu-sia juga ada yang berperan sebagai setan. Allah
Ta’ala berfirman: Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manu-sia dan (dari jenis) jin." (Al-An’am: 112)

Cobalah perhatikan, Allah Ta’ala mendahulukan penyebutan setan dari jenis manusia sebelum penye-butan setan dari jenis jin! Sebab setan jenis manusia itulah yang mengajak kepada apa yang
diserukan oleh setan jenis jin. Mereka mengajak kepada kekufuran, bid’ah dan maksiat, yang mana hal itu merupakan seruan setan. Alim ulama menjelaskan bahwa setan senantiasa mengajak manusia kepada perbuatan dosa, mulai dari dosa yang paling besar sampai dosa yang kecil. Ibnul Qayyim menyebutkan dalam kitab Al-Bada’iul Fawaaid di akhir juz kedua sebagai berikut: "Sesungguhnya setan mengajak manusia kepada enam perkara. Ia baru melangkah kepada perkara kedua bila perkara pertama tidak berhasil dilakukannya.

Mengajaknya berbuat syirik dan kekufuran. Jika hal ini berhasil dilakukannya berarti setan telah
menang dan tidak sibuk lagi dengannya. Jika tidak berhasil, setan akan mengajaknya berbuat bid’ah. Jika sudah terjerumus ke dalamnya, maka setan akan membuat bid’ah itu indah di matanya hingga dia rela dan setan pun membuatnya puas dengan bid’ah itu.

Jika tidak berhasil juga, setan akan menjerumuskan-nya ke dalam dosa-dosa besar. Jika tidak berhasil, setan akan menjerumuskannya ke dalam dosa-dosa kecil. Jika ternyata tidak berhasil juga, setan akan menyi-bukkannya dengan perkara-perkara mubah hingga ia lupa beribadah. Jika tidak mempan juga, setan akan membuainya dengan perkara-perkara kurang penting hingga ia abaikan perkara-perkara terpenting. Jika gagal juga, maka setan akan melakukan tipu daya terakhir, jarang orang yang selamat darinya hingga para nabi dan rasul sekalipun. Yaitu mengerahkan bala tentaranya dari jenis manusia untuk menyerang orang-orang yang berpegang teguh de-ngan agamanya. Oleh sebab itu kita temui setan-setan jenis manu-sia ada juga yang menyeru kepada kekufuran, syirik, mengajak orang berbuat dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil. Jika tidak mampu, mereka akan membuat orang lalai dengan perkara-perkara mubah. Jika masih juga gagal, maka mereka memalingkan orang dari amal yang terpenting kepada amal yang kurang penting. Jika ternyata gagal, maka tidak ada jalan lain kecuali mengganggu dengan lisan, dengan tangan atau dengan gangguan model apa saja! Maka seorang insan seharusnya tetap waspada dan menjauhkan diri dari setan-setan baik dari jenis jin maupun manusia.

sumber.
 Harap Cantumkan Dicopy dari :
Website “Yayasan Al-Sofwa” 
Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Jagakarsa, Jakarta - Selatan (12610) 
Telpon: (021)-788363-27 , Fax:(021)-788363-26
<a href="http://www.alsofwah.or.id">www.alsofwah.or.id</a> ; E-mail: <a
href="mailto:info@alsofwah.or.id">info@alsofwah.or.id</a>
Dilarang Keras Memperbanyak Buku ini untuk diperjual belikan !!!