Radar Nusantara-
Sungguh sangat mengkhawatirkan jika kekuatan asing mendominasi
perekonomian nasional kita, dimana telah terlihat kenyataan bahwa
berbagai bidang usaha di Tanah Air sudah dikuasai asing. Kenapa
pemerintah membiarkan dominasi asing terus terjadi?, meski Indonesia
merupakan lahan investasi yang menggiurkan.
Dominasi modal asing sebetulnya bukan cuma mengkhawatirkan, tetapi
sekaligus telah membawa perekonomian nasional berada dalam situasi
genting. Coba kita kutip perkataan Bung Karno, bahwa “raksasa biasa yang
dulu berjengkelitan di atas pada kerezekian Indonesia, kini sudah
menjadi raksasa Rahwana-Dasamuka yang bermulut sepuluh”.
Misalnya saja , bidang pertambangan batu bara, sejumlah perusahaan China
dan India menguasai tambang kecil, dengan cara investor dari kedua
negara itu membiayai perusahaan tambang lokal yang terancam gulung
tikar.
"Tanpa disadari, kita sudah menjadi hulu sumber daya untuk China dan
India. Dua negara ini sangat agresif mencari sumber daya batu bara
sebagai pengganti minyak di luar negeri, sementara cadangan migas dan
tambangnya sengaja mereka simpan," kata Singgih Widagdo, direktur
eksekutif Masyarakat Batu Bara Indonesia di Jakarta. “ Bahkan sudah
mencapai angka 80% pertambangan dikuasai oleh asing”, ungkap Direktur
Eksekutif Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara di
Jakarta, Minggu (18/9).
Muncul asumsi ditengah masyarakat bahwa dominasi lebih banyak pada
sektor swasta. Tetapi Kenyataannya badan usaha milik negara (BUMN)
pelan-pelan terus dikuasai asing. Lewat kebijakan privatisasi, asing
memungkinkan masuk ke dalam BUMN. Kemudian yang mencengangkan, dari
semua BUMN yang telah diprivatisasi, kepemilikan asing sudah mencapai 60
persen.
Maraknya Modal Asing mendominasi pada sektor Perbank-an Nasional,
Investasi Indonesia, Bursa Saham di Indonesia, dan masih banyak lagi.
Sehingga tak terasa akan mencekik Leher perekonomian Bangsa ini dan
imbasnya Intervensi Asing amat mudah mengatur Bangsa kita baik itu dalam
bidang Ekonomi, Politik, Budaya dan lain-lain.
Akibat dari penguasaan asing itu, sebagaimana diakui oleh Burhanuddin
Abdullah, mantan Gubernur Bank Indonesia, "rakyat Indonesia hanya
menikmati 10% dari keuntungan ekonomi, sedangkan 90%nya dibawa asing
keluar."
Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
Nurhaida menyebutkan baru 0,2% dari sekitar 240 juta penduduk Indonesia
yang menjadi investor di pasar modal khususnya saham. Sementara asing
masih mendominasi kepemilikan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)
sebesar 57% baru sisanya dikuasai investor domestik. Kondisi ini
diprediksi akan terus berlangsung mengingat asing memang menyukai
Indonesia sebagai ladang investasi.
Akankah kita terus mengikuti kemauan asing mengeruk kekayaan Bangsa ini
yang banyak diminati pihak asing terutama sektor- sektor penting. Kita
telah menanam ladangnya sementara pihak asing yang menuainya. Haruskah
Negeri ini dijajah di Negerinya sendiri???. (and)
sumber
http://www.radarnusantara.com/2011/10/dominasi-modal-asing-terhadap-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar